KISAH NYATA PERJODOHAN SANTRI PUTRI


 Assalamualaikum Netizen Sahabat sakinah semua, untuk minggu ini saya share ceritanya lebih awal aja, takutnya besok sibuk bangets...


cerita ini tentang perjodohan seorang santriah..
mungkin cerita ini sebagian sahabat pernah mengalaminya.. langsung aja deh...
eits jangan lupa like dan share yah...
Ini kisahku yang baru baru ini menjalani nikah ala siti nurbaya, dijodohkan oleh orang tua tanpa bisa menolak sedikitpun. Kisah ini begitu panjang, rumit dan terlalu menguras amarah dan cucuran air mata..
Sebenarnya aku sih bukan tipe wanita yang feminim, moto hidup aku saat mesantren adalah bagaimana kita bisa besyukur bersabar dan Happy. Aku gak suka mendramatisir masalah meski terkadang hati ini selalu terluka ketika masalah-masalah datang, tapi yang pasti aku gak suka cowok yang lebay.
Sebelum mesantren di Miftahul Huda pusat, aku adalah seorang santri di sebuah pondok di Ciamis, saat mesantren disana ada sosok laki-laki yang menghampiri kehidupanku, hmmmm... mungkin rasa ini mulai tumbuh dan bersemi, entah apa rasa itu,? Yang pasti setiap tulisan dalam surat yang ia berikan dan tulisan chat yang ia kirimkan selalu membuat aku tersenyum dan nyaman. Yah itulah santri berkomunikasi hanya bisa menggunakan sepucuk surat, atau lewat chat saat libur datang.
Kedekatan kami terus berlanjut, hingga suatu hari ia menelphon dan berniat untuk datang ke rumahku bersama keluarganya untuk mengkhitbahku, aku senang mendengar hal itu, namun ada hal yang membuatku tak tenang, aku tak langsung menjawab keinginannya. Aku meminta waktu untuk membicarakan hal itu dengan keluarga besar.
Dan ternyata ayah tidak setuju bahkan tidak meresphon, aku bingung harus bicara apa untuk menjawab keinginan dirinya yang ku sayang, beberapa selanjutnya aku hentikan komunikasi, aku masih bingung. Hingga akhirnya aku coba untuk berkata jujur.. dan sesuai dengan ketakutanku, ia kecewa besar dan sakit hati.
kamipun tak melakukan komunikasi sedikitpun semua terasa hampa, air mata selalu berkacakaca dan meneteskan air kesedihan.. setelah beberapa lama dia kembali menghubungiku aku merasa bahagia akhirnya sang pujaan kembali menghubungiku tapi kebahagian itu hanya sebentar berubah menjadi bom atom yang meledek setelah ia memberitahu ku, bahwa ia telah melamar seorang wanita.. hatiku seakan remuk, jiwaku tertusuk duri luka yang mendalam.. aku mengurung diri di kamar. Senyum seakan hilang dari raut wajahku, aku tak mau banyak bicara.. aku hanya menghela nafas dan mencoba untuk bangkit dari keterpurukan ini.. aku tak ingin menderita lebih dalam. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk menghapus masalalu, aku tutup rapat-rapat luka ini dan menyongsong membangun masa depan.
Hingga terciumlah berita perjodohan antara aku dan seorang santri senior, aku tidak perdulikan semua itu, aku udah capek, untuk sekarang yang aku inginkan adalah kebahagiaan, dengan sahabat sahabat terbaiku, kebahagiaan itu datang, canda dan tawa kembali hadir.
Dalam kebahagiaan itu tiba -tiba dia kembali hadir dan ingin kembali merangkai hubungan seperti masa lalu, ia merasa tidak bahagia dengan calonya. Sebenarnya aku sudah capek tapi aku tidak bisa naiif rasa itu masih ada dalam hati, namun kali ini aku tempatkan ia sebagai teman dekatku, bukan sebagai kekasihku lagi.
Hingga sang ayah memberitahuku bahwa besok akan diadakan acara lamaran sang santri senior kepadaku. Aku belum bisa menerima, aku tidak ingin menjalin sebuah ikatan tanpa dilandasi rasa sayang dan nyaman.
Namun perintah ayah sudah tidak bisa ditawar lagi, aku hanya bisa pasrah pada keadaan. Setelah khitbahan aku tetap belum bisa menerima aku tak mau mengenal atau dekat dengan santri senior itu.
Aku masih berkomukasi dengan kekasihku yang dulu sekarang kami ada dalam posisi yang sama, memiliki calon pasangan yang tidak sehati. Setiap kali ada masalah, aku selalu mencurhatkan itu kepadanya.
Namun aku juga tak bisa seperti ini terus, karena tanggal pernikahan sudah ditentukan. hingga akhirnya aku memutuskan untuk melakukan pendekatan namun sulit dan malah semakin riwut setelah aku tahu bahwa dia juga punya kekasih yang begitu sangat mencintainya.
Mau dikata apa, ini sudah jadi keputusan dan akhirnya hari pernikahan itu datang dan aku kini menjadi istri sah sang santri senior. Meski terkadang aku masih belum bisa menerima, aku masih melakukan komunikasi dengan kekasihku yang dulu, yang sekarang ia pun telah menikah dengan wanita lamaranya.
Dengan kesabaran dan kesadaran akhirnya kami memutuskan untuk belajar mencintai dan dicintai oleh orang yang bukan pilihan kita.
Waktu berjalan dan kini aku sudah mengandung anak pertama dari sang santri senior, semoga hal ini semakin menumbuhkan rasa cinta kami.
sekian 
Lihat Lebih Sedikit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pantun Vareasi Dakwah Bahasa Sunda

Pribahasa Sunda dan Artinya

HANTU PESANTREN JURKON (JURIG K*NT*L) Part 1