Kisah Cinta Santri. Berawal dari Puisi Menjadi Mantu Kyai
Kisah yang satu ini merupakan kisah nyata dari kisah sahabat saya. Selamat menyimak
JADI MANTU KYAI GARA GARA PUISI
Namanya adalah Zaman, seorang santri yang diangkat menjadi mantu ajengan. Dengan rangkaian kata yang ia susun membentuk sastra puisi yang indah, hingga mampu meluluhkan hati seorang putri kyai. Kisah ini berawal di petang hari, saat kabar duka memenuhi sudut pesantren, dimana sosok wanita mulia yang sholehah dan alim dikabarkan telah meninggal, beliau adalah istri dari pak kyai.
Kesedihan ini tidak bisa dibendung karena beliau adalah salah satu srikandi pesantren yang sangat di muliakan atas ilmu yang ia miliki dan ibadah yang ia lakukan. Magrib itu penuh isak tangis dari palaputra yang ditinggalkan. santri yang sudah memenuhi ruangan masjid, serempak membaca surah Yasin, sebagai Hadiah untuk istri pak kyai yang telah meninggal. Gemuruh surat yasin itu bercampur dengan tangisan para santri sebagai tanda rasa kehilangan.
Begitupun Zaman, dalam hatinya terselip rasa hawatir dan kesedihan. Salah satu dari kyai pesantren berdiri dan menjelaskan kisah ketaatan serta ilmu yang luas yang dimiliki srikandi pesantren yang kini telah tiada. Seluruh santri terkagum-kagum mendengar kisah beliau, Zaman yang saat itu berada di keremunan santri, langsung menuliskan ringkasan cerita pak kyai mengenai srikandi pesantren dalam bait-bait puisi di dalam kitab tafsir jalalain. Setelah tujuh hari meninggalnya istri pak kyai, pengurus pesantren mengadakan sebuah lomba puisi untuk mengenang kebaikan istri kyai. Pamfletpun tersebar di komplek pesantren, saat Zaman melihat pamflet lomba puisi, ia teringat dengan puisinya tempo lalu. Tanpa pikir panjang ia memutuskan untuk mengikuti lomba itu. Ia segera menuju kobong dan mencari kitab tafsir jalalin kitab yang dulu ia menuliskan puisi di dalamnya.
Cepat cerita penguman seleksi tahap awal telah terpampang. Ada beberapa orang yang berhasil masuk babak finaltermasuk didalamnya zaman, namun berita itu belum sampai padanya, ia tidak sadar bahwa ia masuk babak final, bahkan ia malah tidur. Hingga pemanggilan namanya disebut oleh MC, salah satu dari teman kobongnya bergegas membangunkan Zaman, yang masih tidur, temanya memberitahu bahwa ia masuk final dan sekarang sudah dipanggil. Zaman merasa kaget dan bergegas memakai baju seadanya yang tergantung dingding. Saat ia menaiki panggung, ia lupa membawa teks puisinya, akhirnya ia membacakan puisi tanpa teks. Ia membacakan bait-bait puisi yang bersumber dari hatinya. Setelah itu ia merasa puas dan tenang dan melanjutkan tidurnya.
Pengumuman tiba, dan Zaman menjadi juaranya. Teman-teman sekobongnya merasa bahagia dan memberitahukan berita itu pada Zaman yang kala itu masih dalam keadaan tidur. Semenjak itu Zaman menjadi santri yang dikenal, namanya terkenal dikalangan santri putra dan putri. Hingga suatu saat kabar tentang Zaman diketahui oleh putri sang kyai. Ia mulai tertarik dengan Zaman, ia mencoba mengenali zaman lewat teman-temanya. Hingga sang putri kyaipun memberanikan diri untuk mengobrol dan meminta zaman mebuatkan puisi tentang ibu kyai yang telah meninggal, Zamanpun membuatkan puisi itu kembali dan menyerahkanya pada putri kyai.
Disanalah Cinta itu tumbuh hingga Zamanpun diminta untuk menjadi suami dari putri kyai itu. Setelah lama zaman menikah, zaman terkaget ternyata puisi tentang ibu kyai tersimpan rapih di lemari mertuanya. Lihat Lebih Sedikit
Komentar
Posting Komentar