Santri Vs Tumila

Kobongku dan Tumbila
Asrama Abdullah bin masud kobong 02 disanalah tempat singgah pertamaku di Miftahul Huda.. yang hingga kini walau sudah menjadi khodim, saya selalu menengoki kobong itu, banyak kisah yang terjadi di kobong itu.. dari mulai kisah pertama kali masuk yang penuh dengan kesantunan,, hingga cerita - cerita yang menyedihkan.. saat sakit, saat dapat bullyan dan lemari yang penuh dengan makhluk bernama tumbila.
 tangisan adam yang masih bocah sering menetes diawal perjuangan mesantren di kobong itu dipojok lemari baju adalah tempat strategis untuk menangis :) . Tangisan itu membuat warga kobong lain terganggu, hingga saya putuskan untuk mengis di lantai empat, tempat santri menjemur pakaian.. disana terlihat pegunungan garut yang malah membuat air mata semakin mengalir , belum lagi suara peluit kereta api yang lewat seakan mengajak untuk kembali pulang.. kegitan menangis dilantai empat itu terus berjalan hingga satu bulan.. haha
di kobong itu juga saya pernah mendapat bullyan, dari mulai gak ditanya sama seluruh warga kobong gara-gara ketiduran pas waktu patrol atau dijailin dsb.. tapi itu adalah bumbu dalam mesantren
setelah satu tahun mesantren Rasa gatal mulai melanda seantero badan..  bintik bintik berwana merah mulai terlihat disela tangan.. apa ini ?? dan mengapa ini ?? 
santri senior selalu menyemengati dan berkata bahwa gatal dan budug adalah pertanda bahwa ilmu itu akan menyerap.. kata kata itu hingga saat ini masih terdengar.. terlepas dari benar dan tidaknya saya sadar ini adalah rangkaian cobaan mesantren.. 
di kobong ini saya mengenal hewan kecil bernama Tumbila.. baru tau bentuk dan kejahatanya, kawan - kawan selalu menuduh tumbila sebagai pelaku utama terjadinya gatal - gatal.. kebetulan saat itu kobong kami dipenuhi dengan tumbila,, setiap sisi dari lemari dan selimbut tidak lepas dari hewan itu.. hingga kami selalu berburu tumbila sebelum tidur.. :) . 
karen malas untuk berhubungan dengan hewan itu banyak juga santri yang memilih untuk tidur di Masjid megah Miftahul huda, para santri berbondong-bondong membawa selimut dan perlengkapan tidur menuju masjid saat waktu tidur datang.. suasana masjid begitu tenang dan nyaman.
sebenarnya masih banyak kisah di kobong yang tak mungkin saya kisahkan karena takut terlu panjang kisahnya..

jangan lupa baca part 3 nya.. 
dan follow Ig : Adam.azeet

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pantun Vareasi Dakwah Bahasa Sunda

Pribahasa Sunda dan Artinya

Pantun Dakwah dan MC bahasa Sunda